Selasa, 06 Desember 2016

EXPLORE MY WORLD!: PAKAIANKU

EXPLORE MY WORLD!: PAKAIANKU: Hai untuk kamu yang sedang mencari pakaian murah dan berkulitas disini tempatnya! PAKAIANKU. Yap,...

PAKAIANKU


Hai untuk kamu yang sedang mencari pakaian murah dan berkulitas disini tempatnya! PAKAIANKU. Yap, pakaianku adalah salah satu website yang menyediakan pakaian wanita dan pria dengan style masa kini pastinya dengan harga terjangkau. Website ini juga menyediakan FAQ ( Frequently Answer and Question ) mengenai cara pembelian, pembayaran, pengiriman maupun refund dari penjual. Pakaianku juga menawarkan produk dengan harga kantong mahasiswa! Pakaian sehari-hari yang nyaman untuk kamu. Pakaianku akan memberikan pelayanan terbaiknya untuk pelanggan. Kamu bisa mengakses website pakaianku disini : https://pakaianku.000webhostapp.com/   J

Berbagai macam pakaian dari atasan hingga bawahan tersedia di website pakaianku. Pakaianku juga memiliki akun lainnya yaitu instagram! Kamu bisa melihat koleksi pakaianku di Instagram : @pakaiankuid . Admin yang ramah akan melayani kalian semua J Ayo segera pesan pakaian mu di Pakaianku . Pakaianku ? Hemat, Trendi  dan Berkualitas.

Kunjungi website berikut untuk dapat melihat katalog yang ada : https://pakaianku.000webhostapp.com/ . Katalog pakaianku akan lebih update di Instagram J Pilih pakaianku untuk baju baru yang akan menemani hari-harimu. Pakaianku model bajunya terkini banget. Cocok deh sama kamu yang ingin selalu tampil cantik, ganteng dan trendi.



https://pakaianku.000webhostapp.com/


PAKAIANKU

Senin, 03 Juni 2013

Hikayat


Oleh Suharyanto
SYAHDAN, pada zaman dahulu kala ada seorang pengembara dari Laut Selatan bernama Raden Budog. Suatu hari, setelah lelah bermain di tepi pantai, Raden Budog beristirahat di bawah pohon ketapang laut. Angin semilir sejuk membuat Raden Budog terlena. Perlahan matanya terpejam. Dalam tidumya Raden Budog bermimpi mengembara ke utara dan bertemu dengan seorang gadis yang sangat cantik. Hati Raden Budog terpesona oleh kecantikannya. Tanpa disadarinya, kakinya melangkah mendekati gadis itu yang tersenyum manis kepadanya. Dilihatnya tangan gadis itu diulurkan kepadanya. Raden Budog pun mengulurkan tangannya hendak menyambut uluran tangan gadis itu. Tapi betapa terkejutnya dia... seranting kering pohon ketapang mengenal dahinya. Raden Budog terperanjat dan terbangun dari tidurnya. Dengan perasaan kesal diraihnya ranting itu dan dibantingnya keras-keras. "Ranting keparat!" gerutunya. "Kalau ranting itu tidak jatuh maka aku bisa menikmati mimpi indahku."
Berhari-hari bayangan mimpi itu tidak pernah bisa hilang dari ingatan Raden Budog. Lalu diputuskannya bahwa dia akan pergi mengembara. Raden Budog pun segera menyiapkan perbekalan untuk pengembaraannya. "Cek...cek...cek..., kita akan mengembara, sayang," kata Raden Budog mengelus-elus anjing kesayangannya yang melonjak-lonjak dan menggonggong gembira seolah mengerti ajakan tuannya.
Raden Budog lalu menghampiri kuda kesayangannya. "Kita akan mengembara jauh, sayang. Bersiap-siaplah." Raden Budog membelai-belai kudanya yang meringkik gembira. Kemudian Raden Budog menyiapkan golok dan batu asah yang selalu dibawanya ke mana saja dia mengembara.
Setelah semuanya dirasa siap, Raden Budog segera menunggang kuda kesayangannya, berjalan ke arah utara. Di pinggangnya terselip golok panjang yang membuatnya tampak gagah dan perkasa. Sedangkan tas anyaman dari kulit terep berisi persediaan makanan, terselempang di bahunya. Sementara itu anjing kesayangannya berjalan di depan, mengendus-endus mencari jalan bagi tuannya. Anjing itu kadang menggonggong menghalau bahaya yang mengancam tuannya.
Lima hari perjalanan telah ditempuhnya. Walaupun begitu Raden Budog belum juga mau turun dari kudanya. Dia juga tidak menyadari badannya sudah lemah karena perutnya kosong, begitu pula kudanya. Pikirannya cuma terbayang-bayang pada mimpinya di tepi pantai itu. "Kapan dan di mana aku bisa bertemu gadis itu?" gumamnya dalam hati.
Raden Budog terus memacu kudanya menapaki jalan-jalan terjal dan mendaki hingga tiba di Gunung Walang yang sekarang ini menjadi kampung Cimahpar. Tiba-tiba kudanya roboh. Raden Budog terperanjat, mencoba menguasai keseimbangannya. Namun Budog terperanjat, mencoba menguasai keseimbangannya. Namun karena sudah sama-sama lemah, Raden Budog dari kudanIva berguling-guling di lereng gunung. Anjing kesayangannya menggonggong cemas meningkahi ringkik kuda. Raden Budog segera bangun, sekujur badannya terasa lemah dan nyeri.
Sejenak Raden Budog istirahat di Gunung Walang. Dia membuka bekalnya dari makan dengan lahap. Sementara itu kudanya mencari rumput segar sedangkan anjingnya berlarian kian kemari memburu mangsanya, seekor burung gemak yang berjalan di semak-semak.
"Ayo kita berangkat lagi!" Raden Budog berteriak memanggil kuda dan anjingnya. Namun dilihatnya pelana kuda itu ternyata telah robek. Dengan terpaksa Raden Budog menanggalkan pelana itu dan memutuskan untuk meneruskan perjalanannya dengan berjalan kaki karena dia tidak biasa menunggang kuda tanpa pelana. Mereka terus rnelangkah hingga tibalah di suatu tempat yang tinggi. Tali Alas namanya yang sekarang disebut Pilar. Dari tempat inilah Raden Budog dapat melihat laut yang biru membentang dengan pantainya yang indah.
Raden Budog kemudian melanjutkan perjalanan ke pantai Cawar. Begitu sampai di pantai yang indah itu Raden Budog segera berlari dan terjun ke laut, berenang-renang gembira. Perjalanan yang begitu melelahkan Iitu seolah lenyap oleh segarnya air pantai Cawar. Di muara sungai Raden Budog membilas tubuhnya. lalu dicarinva kuda dan anjing kesayangannya untuk meneruskan pengembaraan.
"Ayo kita berangkat lagi!" seru Raden Budog ketika dilihatnya kuda dan anjing kesayangannya itu sedang duduk di tepi pantai.
Tidak seperti biasanya, kuda dan anjing kesayangannya itu diam saja seolah tak perduli ajakan tuannya. Raden Budog merasa heran. "Cepat berdiri! Ayo kita berangkat"' Seru Raden Budog lagi.
Tapi kedua binatang itu tetap duduk saja, tak bergerak sedikit pun. Anjing dan kuda itu tampak sangat kelelahan setelah menempuh perjalanan panjang, sehingga sekadar untuk berdiri pun tak sanggup lagi.
"Aku harus segera menemukan gadis pujaanku. Kalau kalian tidak mau menuruti perintahku dan tetap diam seperti karang, akan kutinggalkan kalian di sini!" teriak Raden Budog sambil meneruskan perjalanan, meninggalkan anjing dan kuda kesayangannya. Namun kedua binatang itu tetap tidak bergeming dan menjelma menjadi karang. Sampai sekarang di pantai Cawar terdapat karang yang menyerupai kuda dan anjing sehingga disebut Karang Kuda dan Karang Anjing.
Maka Raden Budog melanjutkan pengembaraannya seorang diri. Dalam benaknya telah ada kesayangan lain yang ingin segera ditemukannya. Gadis pujaan yang muncul dalam mimpinya itu benar-benar memenuhi benaknya, sehingga goloknya pun tertinggal di Batu Cawar. Kini Raden Budog hanya membawa tas dari kulit terep beserta batu asah di dalamnya. Sesampainya di Legon Waru, Raden Budog kembali merasakan kelelahan. Sendi-sendi tubuhnya terasa lunglai. Tapi Raden Budog tidak ingin beristirahat barang sebentar. Dia terus mencoba melangkah dengan sisa tenaganya.
"Benda ini rasanya sudah tak berguna, hanya memberati pundakku saja. Lebih baik kutinggalkan saja di sini," gumam Raden Budog. Diambilnya batu asah itu dari dalam tasnya dan diletakkannya di tepi jalan. "Biarlah batu ini menjadi kenangan," gumamnya lagi. Demikiamah, sampai saat ini di Legon Waru terdapat sebuah karang yang dikenal dengan Karang Pengasahan.
Berhari-hari Raden Budog terus mengembara menyusuri pesisir pantai. Wajah gadis yang menghiasi mimpinya memenuhi pikirannya sepanjang perjalanan, menyalakan semangat dalam dadanya. Rasa bosan, lelah dan letih tak dihiraukannya. Juga pakaiannya yang mulai lusuh dan badannya yang berdebu. Suatu ketika hujan turun dengan derasnya, Raden Budog berlindung di bawah pohon. Dari balik pasir, tiba-tiba berhamburan penyu-penyu besar dan kecil menuju laut. Penyu-penyu itu seakan gembira menyambut datangnya air hujan. Tempat itu kini dikenal dengan nama Cipenyu. Sesaat kemudian Raden Budog melanjutkan perjalanannya setelah mengambil daun pohon langkap yang dijadikannya sebagai payung agar tidak kehujanan.
Namun hujan terus melebat, tidak ada pertanda akan reda. Mendung tampak semakin menghitam dan bergerak dari selatan menuju utara. "Mudah-mudahan ada gua di sekitar sini. Aku harus berlindung dan beristirahat sejenak," gumam Raden Budog. Dan betapa gembiranya Raden Budog ketika dilihatnya sebuah bukit karang yang menjorok. Raden Budog pun mempercepat langkah dan masuk ke dalam gua. Ditutupnya pintu gua dengan daun langkap sehingga gua itu pun menjadi gelap gulita.
Beberapa saat Raden Budog beristirahat melepas lelah sambil menunggu hujan reda. Tapi Raden Budog merasa tidak nyaman berada dalam gua yang gelap gulita itu. Dibukanya daun langkap yang menutupi pintu gua. Seberkas sinar menerobos masuk. Ternyata hujan telah reda. Raden Budog pun keluar dan ditutupnya kembali mulut gua itu dengan daun langkap. Sampai saat ini pintu gua itu tetap tertutup daun langkap yang membatu dari dikenal dengan nama Karang Meumpeuk.
Tidak jauh dari Karang Meumpeuk, tibalah Raden Budog pada sebuah muara sungai yang airnya sangat deras. Hujan yang baru saja turun memang sangat lebat, sehingga tidak mengherankan jika sungai-sungai menjadi banjir. Raden Budog terpaksa menghentikan perjalanannya dan duduk di atas batu memandangi air sungai yang meluap. Sayup-sayup terdengar bunyi lesung dari seberang sungai. Hati Raden Budog berdebar dipenuhi rasa sukacita. Dia merasa yakin, di seberang sungai terdapat kampung tempat tinggal gadis pujaannya yang selama ini dia cari. "Dasar kali banjir!" gerutu Raden Budog tak sabar menunggu banjir surut. Tempat ini sampai sekarang terkenal dengan Kali Caah yang berarti kali banjir.
Karena sudah tidak dapat menahan sabar, akhirnya Raden Budog menyeberangi sungai itu walaupun dengan susah payah dan dengan mengerahkan seluruh tenaganya. Di pitltu masuk kampung, Raden Budog beristirahat, rnengitarkan pandang ke arah kampung. Hatinya mulai merasa tenang karena merasa akan segera bertemu dengan gadis yang dimimpikannya.
Di kampung itu tinggallah seorang janda bernama Nyi Siti yang memiliki seorang anak gadis yang sangat cantik. Sri Poh Haci namanya. Setiap hari Dri Poh Haci membantu ibunya mnumbuk padi menggunakan lesung yang dipukul-pukulnya itu menimbulkan suara yang sangat merdu dan indah. Oleh sebab itu, setiap kali selesai menumbuk padi, Sri Poh Haci tidak segera berhenti, tapi terus memukul-mukul lesung itu hingga terangkatlah nada yang merdu dan enak didengar. Dimulai dari sinilah akhirny banyak gadis kampung yang berdatangan ke rumah Nyi Siti untuk ikut memukul lesung bersama Nyi Poh Haci.
Kebiasaan memukul lesung akhirnya menjadi tradisi kampung itu. Sri Poh Haci merasa gembira dapat menghimpun gadis-gadis kampung bermain lesung. Permainan ini oleh Sri Poh Haci diberi nama Ngagondang, yang kemudian dijadikan acara rutin setiap akan menanam padi. Tapi pada setiap hari Jum’at dilarang membunyikan lesung, karena hari Jum’at adalah hari yang keramat bagi kampung itu.
Raden Budog yang sedang beristirahat di pintu masuk kampung kembali mendengar bunyi lesung yang mengalun merdu. Kemudian dia berdiri dan melangkahkan kaki menuju ke arah sumber bunyi-buny'in itu. Bunyi lesung terdengar semakin keras. Di dekat sebuah rumah, dilihatnya gadis-gadis kampung sedang bermain lesung. Tangan mereka begitu lincah dan trampil mengayunkan alu ke lesung, membentuk nada-nada mempesona. Tapi yang lebih mempesonakan Raden Budog adalah seorang gadis semampai yang cantik jelita. Gadis itu mengayunkan tangannya sekaligus memberi aba-aba pada gadis-gadis lain. Rupanya gadis itu adalah pemimpin dari kelompok gadis-gadis yang sedang bermain lesung itu.
Merasa ada yang memperhatikan, gadis itu, Sri Poh Haci, memberikan syarat kepada gadis-gadis lainnya untuk menghentikan permainan. Gadis-gadis itu pun bergegas pulang ke rumah masing-masing. Begitu pula Sri Poh Haci. Di dalam rumah, ibunya bertanya kepada Sri Poh Haci, mengapa permainannya hanya sebentar. Sri Poh Haci lalu menceritakan bahwa di luar ada seorang lelaki tampan yang belum pernah dilihatnya. "Laki-laki itu memperhatikanku terus. Aku jadi malu, Bu," kata Sri Poh Haci.
Sesaat kemudian, terdengar suara ketukan pintu.
"Sampurasun."
"Rampes," jawab Nyi Siti seraya berjalan menuju pintu dan membukanya perlahan. Dilihatnya seorang pemuda yang gagah lagi tampan berdiri di depan pintu.
Belum sempat Nyi Siti berbicara, pemuda itu sudah mendahului membuka suara. "Maaf mengganggu. Bolehkah saya menginap di rumah ini?"
Nyi Siti tentu saja kaget mendengar permintaan dari orang yang tak dikenalnya. "Kisanak ini siapa? Dari mana asalnya? Mengapa pula hendak menginap di sini? Saya belum kenal dengan Kisanak," kata Nyi Siti.
"Oh, ya. Maaf, saya belum memperkenalkan diri. Nama saya Raden Budog. Saya seorang pengembara. Saya tak punya tempat tinggal. Kebetulan saya sampai di kampung ini, dan kalau diperbolehkan saya ingin menginap di sini," jelas Raden Budog.
"Maaf, Kisanak. Saya seorang janda dan tinggal dengan anak perempuan saya satu-satunya. Saya tidak berani menerima tamu laki-laki, apalagi sampai menginap," jawab Nyi Siti dengan tegas dan segera menutup pintu.
Hari sudah mulai gelap. Raden Budog yang merasa kesal oleh kejadian yang baru saja dialaminya berjalan menuju bale-bale bambu di dekat rumah Nyi Siti. Dia merebahkan tubuhnya dan segera tertidur pulas. Dia pun bermimpi diijinkan menginap di rumah itu. Bukan oleh Nyi Siti yang menyebalkan itu, tapi oleh seorang gadis cantik yang dia temui dalam mimpinya di pantai selatan, gadis yang tadi dilihatnya sedang bermain gondang. Ah, betapa senangnya hati Raden Budog.
Namun waktu begitu cepat berlalu. Matahari mulai muncul di ufuk timur. Raden Budog terbangun, mengusap-usap matanya yang masih mengantuk. Hidungnya mencium wangi kopi yang menyegarkan. Kemudian dilihatnya seorang gadis cantik menyuguhkan segelas kopi di sampingnya.
"Minum dulu kopinya, Raden," kata gadis itu.
"Kamu siapa? Dari mana kamu tahu namaku?" tanya Raden Budog, walau sesungguhnya dia tahu bahwa gadis itu pastilah anak Nyi Siti.
"Namaku Sri Poh Haci, anak Nyi Siti.”
Hari berganti hari. Kedua insan itu pun jatuh cinta. Nyi Siti sebenarnya tidak setuju bila anaknya dipinang oleh orang yang tidak diketahui asal-usulnya, apalagi orang itu kelihatan keras kepala. Tapi Nyi Siti juga tidak ingin mengecewakan hati Sri Poh Haci, anaknya yang semata wayang itu. Akhirnya Raden Budog menikah dengan Sri Poh Haci. Kesenangan Sri Poh Haci menabuh lesung tetap dilanjutkan bersama gadis-gadis kampung. Bahkan Raden Budog sendiri menjadi sangat mencintai bunyi lesung dan turut memainkannya. Hingga suatu ketika, terjadilah peristiwa yang tidak diinginkan sama sekali oleh penduduk kampung itu. Karena sangat senangnya terhadap bunyi lesung, Raden Budog yang keras kepala itu setiap hari tidak mau berhenti menabuh lesung.
Hari itu hari Jum'at. Raden Budog kembali hendak menabuh lesung. Para tetua kampung memperingatkan dan melarang Raden Budog. Tapi Raden Budog tidak perduli dan tetap menabuh lesung. Dengan hati girang dan bersemangat, Raden Budog terus menabuh lesung seraya melompat-lompat kian kemari.
"Lihat, lihat! Ada lutung memukul lesung! Ada lutung memukul lesung!" Penduduk kampung berteriak-teriak melihat seekor lutung sedang memukul-mukul lesung.
Raden Budog terperanjat mendengar teriakan-teriakan Itu. Dia melihat ke sekujur tubuhnya. Betapa kagetnya dia setelah melihat tangarnnya penuh bulu. Begitu pula kakinya. Dirabanya mukanya yang juga telah ditumbuhi bulu. Raden Budog pun lari terbirit-birit masuk ke dalam hutan di pinggir kampung itu. Raden Budog menjadi lutung. Penduduk kampung itu menamainya Lutung Kesarung.
Sri Poh Haci sangat malu dengan kejadian itu. Diam-diam dia pergi meninggalkan kampung. Konon Sri Poh Haci menjelma menjadi Dewi Padi. Demikianlah ceritanya, kampung itu pun terkenal dengan sebutan Kampung Lesung dan karena letaknya di sebuah tanjung, orang-orang kemudian menyebutnya Tanjung Lesung.

FOLK STORY


Princess Mandalika (NTB)
Once upon a time, there was a kingdom in Lombok Island that was ruled by a king named Raja Tonjang Beru. He was a wise king. He had a queen named Dewi Seranting. He also had a beautiful daughter named Princess Mandalika. It is said that princess Mandalika was the prettiest girl in the whole island. Everybody knew about Princess Mandalika’s beauty and kindness, even the people from other kingdom around the island.
Princes from all over the place wanted to marry her. One by one, they came to propose her. Princess Mandalika was a kind girl. She hated to make people sad. So, when those princes came to propose her, she was very confused. She could not decide, and she didn’t want to make them sad. She also didn’t want to cause a war to happen because of her.
To solve the problem, Raja Tonjang Beru then held a competition in Seger Kuta beach. He asked all the princes to take part in archery competition. The rule was simple; whoever shot the target perfectly will be accepted as Princess Mandalika’s future husband. One by one, all participants tried their best. After some time, there was no winner. All the participants were great in archery.
Because there was no a winner, all the participants started to argue. They claimed to be the best. The argument was getting hotter. Finally, they all were fighting. Soon, the fighting got bigger. It was like a war, because all the princes brought their soldiers in the archery competition. Princess Mandalika was really worried. She did not want the war to get bigger and hurt many people. Finally, she had an idea. "Everybody, listen up! I know you all love me and want me to be your wife. But I don't want you to fight because of me. And I don't want you to be sad either. I want you all to have me, but not as your wife. I want to be someone that everybody can have," said Princess Mandalika.
Raja Tonjang Beru and all other people in the beach did not understand what she meant. The king then came to her. But suddenly, Princess Mandalika jumped to the sea. She disappeared in the big waves. Everybody was surprised. It was chaos on the beach. All the princes tried to swim to find the princess, but they found nothing.
After several hours trying to search the princess, suddenly they found a lot of colorful sea worms on the beach. Raja Tonjang Beru then realized that his daughter had returned as sea worms. The worms were then called nyale. Until now, people in Lombok always try to catch nyale. Nyale is very delicious and that is why a lot of people come to Lombok to catch it. However, they can only find it once a year, in February or March. The tradition to catch the sea worms is called Bau Nyale.***





















kebijakan pemerintahan jepang di indonesia


Kebijakan pemerintah Jepang di Indonesia
1. Sistem Pemerintahan Jepang di Indonesia menegakkan pemerintahan militer yang diperintah oleh Angkatan Darat dan Angkatan Laut.
2. Mendirikan beberapa organisasi dan perkumpulan. Organisasi dan perkumpulan yang didirikan pemerintah Jepang di antaranya adalah : Gerakan Tiga A, Putera, Jawa Hokokai, MIAI dan Masyumi.
   Gerakan Tiga A Gerakan Tiga A didirikan pada bulan April 1942. Kantor propaganda Jepang mendirikan Gerakan ini dengan semboyannya: Nippon Pemimpin Asia, Nippon Pelindung Asia, dan Nippon Cahaya Asia.
   Pusat Tenaga Rakyat (Putera) dibentuk untuk mengganti Gerakan Tiga A. Gerakan yang didirikan pada tanggal 1 Maret 1943 ini dipimpin oleh empat serangkai, yakni ( Soekarno, Mohammad Hatta, K.H. Mas Mansyur, dan Ki Hajar Dewantara.) Bagi Jepang, Putera dibentuk dengan tujuan untuk memusatkan seluruh kekuatan masyarakat demi membantu usaha Jepang.
   Jawa Hokokai Pada tahun 1944, Panglima Tentara Jepang di Jawa menyatakan berdirinya Jawa Hokokai (Gerakan Kebaktian Jawa). Organisasi ini dibentuk karena semakin menghebatnya perang di Asia dan Pasifik. Kebaktian itu memiliki tiga dasar, yaitu: mengorbankan diri, mempertebal persaudaraan, dan melaksanakan tugas untuk Jepang.
   MIAI adalah singkatan dari Majelis Islam A’la Indonesia. MIAI secara resmi didirikan pada tahun 1937 di Surabaya. Pemimpin MIAI pertama adalah K.H. Mas Mansyur dan Wondoamiseno.
3. Pengerahan pemuda : Jepang menyadari perlunya bantuan penduduk setempat dalam rangka mempertahankan kedudukannya di kawasan Asia. Pada bulan April 1943, pemerintah militer Jepang secara intensif mulai mengorganisir barisan pemuda. Barisan pemuda ini berciri semi militer maupun militer. Tujuan Jepang adalah untuk mendidik dan melatih para pemuda agar mampu mempertahankan tanah air Indonesia dari serangan pasukan Sekutu. Berbagai barisan pemuda yang berbentuk semi militer, antara lain Seinendan, Fujinkai, dan Keibodan.
   Seinendan : adalah organisasi barisan pemuda yang dibentuk tanggal 9 Maret 1943. Tujuannya adalah mendidik dan melatih para pemuda agar dapat mempertahankan tanah airnya dengan kekuatan sendiri.
   Fujinkai : Organisasi ini menghimpun kaum wanita untuk diberi latihan-latihan militer.
   Keibodan adalah organisasi barisan pembantu polisi.
Organisasi militer bentukan Jepang, yang termasuk ke dalam organisasi militer bentukan Jepang adalah Heiho dan Peta.
   Heiho adalah organisasi prajurit pembantu Jepang. Heiho dibentuk pada bulan April 1943. Organisasi ini memberi kesempatan kepada pemuda Indonesia untuk menjadi prajurit Jepang (baik angkatan darat maupun angkatan laut).
   PETA (Pembela Tanah Air) didirikan pada tanggal 3 Oktober 1945. Pembentukan PETA ini juga sesuai dengan tuntutan perang yang semakin mendesak.
4. Pengerahan tenaga kerja Jepang juga membutuhkan bantuan tenaga untuk membangun sarana
pendukung perang, antara lain kubu pertahanan, jalan raya, rel kereta api, jembatan, dan lapangan udara. Oleh karena itu, Jepang membutuhkan banyak tenaga kerja. Pengerahan tenaga kerja itu disebut romusha.
5. Eksploitasi sumber kekayaan : yang dilakukan pemerintah pendudukan Jepang adalah:
   menyita perkebunan-perkebunan milik Belanda dan berbagai fasilitas vital lainnya, seperti perusahaan listrik, telekomunikasi, transportasi, dan lain-lain.
   rakyat dipaksa untuk bekerja di perkebunan yang memberikan hasil bumi menguntungkan demi membiayai perang.
   Rakyat juga diwajibkan menyetor padi, jagung, dan ternak dalam jumlah besar, demi memenuhi kebutuhan logistik di medan perang
   Menanam pohon jarak untuk diambil minyaknya dan diproduksi sebagai pelumas mesin-mesin perang.


Rabu, 23 Januari 2013

E.L.F ^^


Komunitas Fans Super Junior – Bagi para pecinta K pop khususnyaBoyband Super Junior mungkin tidak asing dengan kata ” ELF”, apalagi setelah lagu baru mereka berjudul Mr. Simple telah dirilis . Tetapi bagi teman-teman yang belum tahu apa ELF, maka di artikel ini armylookfashion akan mencoba membahas mengenai ELF itu sendiri yang merupakan Komunitas penggemar Suju.
ELF, Komunitas Fans Super Junior adalah singkatan dari Ever Lasting Friends, yang dipakai sebagai nama resmi fans club Suju sejak tahun 2006. Kata everlasting friends yang berarti teman selamanya menunjukkan kedekatan grup Suju dengan para penggemarnya.  Ketika konser pun Suju sering meneriaki dan menyemangati para penggemarnya dengan kata ELF,  “Super Junior, hwaiting! ELF, fighting!” Komunitas ELF tidak hanya ada di Korea, namun juga menyebar di negara-negara Asia lain seperti China, Taiwan, Jepang, Thailand, Filipina, Vietnam, Malaysia, Singapura, Indonesia, bahkan hingga ke Arab Saudi lho!
Ciri khas dari ELF diberbagai negara adalah memakai warna mutiara biru safir yang merupakan identitas dari Komunitas fans Super Junior, ELF.  Maka teman-teman jangan heran, apabila di konser – konser Suju para penonton menggunakan baju biru atau membawa tongkat lampu biru.

ELF, Komunitas Fans Super Junior

Di Indonesia sendiri terdapat Komunitas Fans Super Junior atau yang disapa dengan SUJUNESIA – Super Junior Indonesia.  Apabila anda tertarik bergabung atau sebatas ingin mengikuti kegiatan para fans ELF, Komunitas Fans Super Junior di Indonesia , silahkan langsung saja klik website nya di sujunesia.net.


ELF, Super Junior Fans Community – For lovers of pop, especially K Boyband Super Junior may be familiar with the word “ELF”, especially after their new song titled Mr. Simple has been released. But for friends who do not know what the ELF, then at this article armylookfashion will try to discuss about the ELF itself which is the ELF, Super Junior Fans Community.
ELF, Super Junior Fans Community stands for Ever Lasting Friends, which is used as the official name Suju fan club since 2006. The word means everlasting friends are friends forever show proximity group Suju with his fans. When the concert was Suju often yelling and cheering fans with ELF says, “Super Junior, hwaiting! ELF fighting! “Community ELF is not only in Korea, but also spread in other Asian countries like China, Taiwan, Japan, Thailand, the Philippines, Vietnam, Malaysia, Singapore, Indonesia, even down to Saudi Arabia you know!
The distinctive feature of the ELF in different countries is wearing pearl sapphire blue color is the identity of the Community of fans of Super Junior, ELF. So my friends do not be surprised if in concert – Suju concert the audience wearing a blue or blue lights bring a stick.
In Indonesia alone there are Community or Super Junior Fans are greeted with SUJUNESIA – Super Junior Indonesia. If you are interested in joining or limited to the fans want to follow the activities of , please just click on his website at sujunesia.net. ELF, Super Junior Fans Community in Indonesia